Jumat, 09 Mei 2008

pentingnya pendidikan


Pentingnya Pendidikan Komunitas dalam Pencegahan dan Penanganan Trafiking”
Oleh : Ria Permana Sari

INSTITUT PEREMPUAN-Bandung: Bertempat di Hotel Yehezkiel Lembang, pada tanggal 2 – 5 Mei 2007, INSTITUT PEREMPUAN mengadakan Pelatihan untuk Pelatih/ Training of Trainer (ToT) “Pencegahan dan Penanganan Trafiking”. Pelatihan tersebut diikuti oleh 20 orang aktivis komunitas dari 4 daerah, yaitu Subang, Indramayu, Cirebon, dan Kuningan yang tergabung dalam 5 organisasi lokal, yaitu: Format Subang (Forum Masyarakat Anti Trafiking), Geppekan Yu (Gerakan Peduli Perempuan dan Anak Indramayu), FWBMI (Forum Warga Buruh Migran Indonesia), Pakubumi (Paguyuban Keluarga Buruh Migran Indonesia), dan PWPBM (Paguyuban Wanita Peduli Buruh Migran). Fasilitator pelatihan ini adalah R. Valentina (INSTITUT PEREMPUAN) dan Emmy LS (Indonesia Act).

Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada aktivis di tingkat komunitas agar bisa memfasilitasi pendidikan di komunitasnya. Pelatihan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas peserta agar bisa menjadi fasilitator yang baik, sehingga dalam pelatihan tersebut, peserta melakukan praktek memfasilitasi pendidikan di komunitas. Sebelumnya peserta mendapatkan bekal mengenai pendidikan orang dewasa serta teknik memfasilitasi. Emmy menjelaskan bahwa peran fasilitator adalah sebagai p komandan sekaligus pelayan bagi peserta, oleh karenanya sebagai fasilitator diperlukan beberapa syarat, ketrampilan, dan hal-hal lain yang harus disiapkan sebagai fasilitator. Sementara itu, R. Valentina menjelaskan bahwa esensi dari pendidikan adalah pembebasan, dan makna pendidikan kritis perempuan adalah melihat perempuan sebagai subjek yang utuh. Oleh karenanya pendidikan yang dilakukan adalahendidikan dengan perspektif semua gender, sehingga proses pendidikan memberikan keadilan bagi pihak, terutama untuk perempuan dan anak sebagai kelompok yang rentan akan trafiking.

Berkaitan dengan upaya pencegahan dan penanganan trafiking, pendidikan komunitas memegang peran yang penting. Melalui kegiatan ini, informasi mengenai trafiking dapat meluas, sehingga usaha pencegahan dan penanganan trafiking yang dilakukan akan semakin efektif. Penyelenggaraan pendidikan komunitas ini harus melihat konteks lokal dari daerah tersebut serta memanfaatkan potensi lokal di daerah tersebut.

Praktek memfasilitasi yang dilakukan oleh peserta terbagi dalam 8 kelompok, di mana masing-masing kelompok memfasilitasi pendidikan komunitas untuk pencegahan dan penanganan trafiking, misalnya apa itu trafiking, mengapa trafiking dan eksploitasi buruh migran terjadi, praktek konseling berperspektif gender, dan menyusun kronologis kasus. Secara bergantian peserta berperan sebagai fasilitator dan peserta, serta saling memberikan komentar apa yang sudah baik dan yang perlu diperbaiki dalam proses menjadi fasilitator.

Dari pelatihan tersebut dihasilkan rencana tindak lanjut peserta untuk melakukan sosialisasi mengenai trafiking dan juga UU PTPPO (Undang Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang). Kegiatan sosialisasi ini tentu saja tidak lepas dari kegiatan pendidikan di masyarakat. Lebih jauh lagi, upaya pendidikan komunitas akan menjadikan masyarakat terinformasi dengan baik dan berkontribusi positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat.



kesimpulan:

jadi, pendidikan merupakan bekal yang sangat utama bagi kita. apalagi di jaman era globalisasi seperti ini pendidikan yang paling utama. karena dengan pendidikan kita juga bisa menentkan masa depan kita. selain itu pendidikan juga bisa menjadi tolak ukur sebuah negara,sejauh mana negara tersebut menguasai pendidikan. jadi intinya pendidikan itu sangat penting untuk kita semua, artinya tidak memandang umur, jadi semua orang itu memerlukan pendidikan.

Tidak ada komentar: